Bersiap Sinema Ponsel?

Oleh: Agung Bawantara


Seakan berpacu dengan waktu, teknologi multimedia dalam telepon selular (ponsel) begitu cepat bergulir. Fitur multimedia ditandai dengan keberadaan kamera digital yang tidak hanya dapat merekam gambar diam dengan resolusi 1,3 megapiksel melainkan juga dapat merekam video klip berformat MPEG4 atau 3GPP. Dan, nyaris hanya dalam hitungan pekan saja, kecanggihan fitur multimedia tersebut, khusunya untuk kamera video, pada berbagai merek ponsel berderap maju. Dari hanya mampu merekam sepuluh menit saja, kini beberapa merek dan type ponsel bahkan sudah mampu merekam hingga lebih dari setengah jam. Tidak hanya itu, dalam ponsel pun kini sudah disediakan fasilitas yang lengkap untuk pengeditan, pengemasan dan pengiriman hasilnya ke ponsel lain melalui koneksi bluetooth. Misalnya, selain untuk merekam dengan durasi yang cukup panjang, ponsel dengan merek tertentu memungkinkan penggunanya untuk mengedit langsung rekaman video dengan menggunakan aplikasi Movie Director.

Namun demikian, sejauh ini tetap saja fitur-fitur video recording dan video editing pada ponsel tidak dimanfaatkan secara maksimal. Keluhan yang kerap muncul adalah bahwa semua urusan edit-mengedit video ponsel amatlah rumit. Padahal, selain oleh vendor, kini telah tersedia berbagai kemudahan melakukan proses editing, penyimpanan serta pengiriman hasil rekaman video melalui ponsel. Misalnya, berbagai software converter memungkinkan pengguna untuk melakukan proses ulang-alik dari personal computer (PC) ke ponsel atau sebaliknya. Salah satunya dalah Mobiclip yang memungkinkan beberapa aplikasi multimedia dengan format file seperti .avi (video), .swf (animasi), .mp3 (audio), .wav (audio), .wma (audio), bisa dijalankan pada ponsel. Untuk men-download-nya Anda bisa menuju alamat http://www.mobiclip.com/ atau http://www.tt.co.id/.

Software lainnya adalah MP3 Work Shop (http://www.soft32.com/down-load_26092.html atau http://www.tt.co.id/), MP3 Director 1.1 , dan masih banyak lagi.
Bagi yang menggunakan kamera ponsel hanya sebagai kesenangan belaka, peningkatan kecanggihan tersebut mungkin bukan sesuatu yang luar biasa. Tapi bagi mereka yang selalu bergairah dengan kreativitas, seperti sineas atau pehobi sinematografi, laju teknologi tersebut adalah rahmat dari sebuah era. Bagi mereka, kemajuan teknologi kamera video ponsel ini tidak saja memungkinkan untuk berasyik masyuk dengan “mainan” baru, tetapi juga sebagai media atau ruang baru untuk berekspresi.

Sebagian sineas telah menggunakan kamera video ponsel untuk keperluan hunting lokasi. Jadi, kamera video ponsel digunakan sebagai back-up perekaman gambar lokasi. Hasil itu kemudian mempermudah sutradara untuk setiap saat dapat melihat kembali lokasi-lokasi syuting yang bakal digunakan. Dengan begitu mereka dapat membayangkan sudut pengambilan gambar atau konsep pengadeganan jauh-jauh hari sebelum syuting dilaksanakan.
Untuk keperluan ini, tentu tak diperlukan fitur pendukung yang rumit. Asal ponsel memiliki kapasitas penyimpanan yang besar sehingga durasi perekaman menjadi panjang, semua urusan sudah beres.

Namun ketika kemudahan dan kemajuan tersebut ditempatkan sebagai sebuah alternatif dalam berkarya, masalahnya menjadi lain. Setiap pergeseran teknologi menyangkut ini, sekalipun hanya semili, akan terasa penting.

Sebetulnya kemungkinan lain apa saja sih yang bisa dilakukan dengan ponsel-ponsel berfitur kamera video dan video streaming itu? Banyak. Salah satunya, sebagai media berlatih yang murah. Hal ini terutama untuk pembuat film independen. Peralatan yang mudah dibawa-bawa dan dengan jumlah yang banyak sangat memungkinkan kita untuk melakukan eksperimentasi-eksperimentasi sinematografi baik dari pendekatan teknis maupun artistik.

Bagi kaum profesional pun, media ini dapat digunakan sebagai sarana untuk merancang sebuah karya. Gambaran-gambaran dasar dari konstruksi film yang bakal dibuat dapat anda dibuat dan ditunjukan dengan bantuan kamera video ponsel. Semacam wahana untuk terus berlatihlah. (Ini jika anda percaya bahwa skil penyutradaraan akan semakin tinggi dengan latihan sebanyak-banyaknya, seperti yang dilakukan atlet sepak bola, musisi, penari, dan lain sebagainya).

Atau, jika tidak untuk berlatih, dengan ukurannya yang kecil dan bisa dibawa kemana-mana, kamera ponsel memudahkan anda membuat maupun mempresentasikan gagasan karya. Tanpa harus menyiapkan budget khusus yang besar, anda dapat membuat dan menunjukkan semacam dummy kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Mungkin hal di atas terasa mengada-ada. Namun jika suatu saat para vendor melirik tayangan video sebagai penambah daya tarik ponsel, sebagaimana lagu atau games, maka paparan di atas akan menjadi masuk akal.

Rasanya, sudah saatnya para sineas berpikir tentang penyediaan materi tayangan-tayangan video berdurasi pendek yang menarik untuk ponsel. Tayangan-tayangan yang dapat dinikmati dengan segala merek dan jenis ponsel, serta dapat di-download dan diputar dengan mudah. Juga, klip-klip yang memungkinkan untuk diedit sendiri oleh pengguna menjadi sebuah tayangan baru. Melihat beberapa klip dan potongan-potongan film yang saat ini sudah tersimpan di banyak ponsel, rasanya hal di atas tak lama lagi bakal menjadi tren dan kebutuhan massal. Kemudian tinggal dipikirkan, apakah tayangan untuk ponsel akan dibuat secara khusus, atau didaur ulang dari karya-karya sinema yang diperuntukkan bagi bioskop/televisi. Jadi, mari berimajinasi tentang sinema ponsel.

*Tulisan ini pernah dimuat di majalah "F", majalah tentang dunia film, Februari 2005

Post a Comment

Previous Post Next Post