Tentang Rejeki

Oleh : Agung Bawantara

http://stevegumaer.com/2011/05/
Kutahu kau galau tentang kehidupan yang saban hari tersuguh di piring dan gelasmu. Karena kau rasa sebagiannya tercuri oleh orang-orang culas. Sebagian lainnya terpeleset ke piring orang-orang beruntung.
Betapa tidak? Ratusan kali saban hari, segerombo-
lan rasa lapar-dahaga terus menggoyang arena. Meski upacara telah usai kau gelar.  Di lingkaran setelapak tanganmu mereka berlarian tanpa arah. Sungguh gaduh  keluh mereka tabuh. Itulah senjata  yang tersisa pada mereka untuk menuntut tempat bersemayam yang nyaman sebelum menguap ke awan.

Hendak memberontak, menggugat keadilan sang pembagi. Tapi nyalimu belum lagi tumbuh. Tinggi dan lebarnya belum melampaui rasa gentarmu. Pengetahuan tentang pagar pun belum kau kuasai. Yang kau tahu hanyalah kedua belah lengan. Itupun begitu ringkihnya.

Baiklah, kukatakan kepadamu,  bahwa rejeki adalah urusan telapak tangan. Rasi bintang yang tergurat padanya menentukan apakah milikmu emas atau loyang, apakah bacaanmu kitab-kitab tandus atau ilham-ilham sentosa, apakah pengantar tidurmu  gemerincing di pundi-pundi atau puisi murni di denyut nadi, dan sebagainya, dan seterusnya.

Sedangkan telapak tangan adalah urusan otak. Gumpalan penuh lekuk-liuk di batok kepala itu mengarahkan gurat-gurat bahkan hingga ke urat nadi. Jika semua itu lurus lalu ruang dan waktu segaris, maka semua rasi akan tumpah. Jadi titik di kening. Jika demikian, maka telapak pun menggenggam hidup abadi!

Otak juga mengarahkan debur di jantung. Jantung bertetangga baik dengan paru-paru. Berdua mereka membangun kota. Menggerakkan kehidupan hingga ke telapak.

Untuk menentukan kisah apa yang ingin kau lahirkan dari genggamanmu, kau tahu ke mana alamat yang harus kau tuju. Benar! Masuk ke dalam diri. Kuasai dan ubah garis-garis di telapakmu dengan riang.

Post a Comment

Previous Post Next Post